Home TJ LAIN-LAIN TJ AL FADHAA-IL

Adakah Keutamaan Surat As-Sajdah, Surat Ad-Dukhan, dan Surat Al-Mulk?

3241
SHARE
Adakah Keutamaan Surat As-Sajdah, Surat Ad-Dukhan, dan Surat Al-Mulk?

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, Ustadz. Apakah ada perintahnya membaca Qur’an surat As Sajadah, Surat Ad Dukhan, dan Surat Al Mulk setiap malam sebelum tidur agar amalan-amalan ini ada manfaatnya? Terima kasih, Ustadz.

Jawaban Ust. Farid Nu’man Hasan Hafizahullah:

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh. Bismillah wal Hamdulillah

Ada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi ﷺ biasa membaca Surat As Sajadah dan Al Mulk sebelum beliau tidur.

Dari Jabir Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:

كان النبي صلى الله عليه و سلم لاينام حتى يقرأ بتنزيل السجدة وبتبارك

Dahulu Nabi tidaklah tidur sampai dia membaca Surat As Sajadah dan Tabarak [Al Mulk].(H.R At-Tirmidzi: 3404, Ahmad: 14659, Al-Hakim: 3545).

Hadits ini SAHIH, seperti yang dikatakan Imam Al-Hakim (Al-Mustadrak: 3545),  Imam As-Suyuthi (Al-Jaami’ Ash-Shaghiir: 6921), Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth (Ta’liq Musnad Ahmad, 23/26), Syaikh Al-Albani (Shahihul Jami’: 4873), dan lain-lain.

Adapun untuk Ad-Dukhan, haditsnya DHAIF menurut para ulama, bahkan ada yang menyebut palsu.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

من قرأ حم الدخان في ليلة أصبح يستغفر له سبعون ألف ملك

Barang siapa yang membaca Ham Miim [Ad Dukhan] pada malam hari, maka pagi harinya 70 ribu malaikat memohonkan ampun kepadanya.(H.R At-Tirmidzi: 2888).

Dalam sanadnya terdapat perawi bernama Umar bin Abi Khats’am.

Imam At-Tirmidzi berkata: “Muhammad [yaitu Imam Al Bukhari] berkata: “Dia haditsnya munkar.” (Sunan At Tirmidzi: 2888, Bab Maa Jaa’a Fi Fadhlil Ham Mim Ad Dukhan)

Begitu pula yang dikatakan Imam Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman dan Ibnu ‘Adi dalam Al Kaamil, bahwa Umar bin Abi Khats’am adalah munkarul hadits. (Imam Az Zaila’iy, Takhrijul Ahadits wal Aatsar: 3/271)

Al-‘Allamah Muhammad Thahir Al-Fataniy mengatakan, “Dia tidak pernah dikritik sebagai pembohong, maka haditsnya tidaklah ditolak.(Tadzkirah Al Maudhu’at, Hal. 80)

Sementara Al-‘Allamah Abul Hasan Ali Al-Kattaniy mengatakan, “Dia tidak pernah dikritik sebagai pembohong, maka haditsnya tidaklah palsu.(Tanzih Asy-Syari’ah Al-Marfu’ah: 1/329).

Sementara Imam Ibnul Jauzi memasukan hadits ini dalam kitab Al Maudhu’at (kumpulan hadits-hadits palsu) jilid 1 halaman 248.

Syaikh Sulaiman bin Naashir Al-‘Ulwan mengatakan, “Hadits ini munkar, tidak sahih satu pun dalam bab ini.(As’ilah ‘an Shihati Ba’dhil Ahadits: 16).

Syaikh Al-Albani mengatakan di banyak kitabnya bahwa hadits ini maudhu’ (palsu).

Demikian. Wallahu A’lam.