Home KONSULTASI SYARIAH

Menyingkat Tulisan Shalawat, Salam, dan Doa

1811
SHARE

Pertanyaan:

Bagaimana hukum menyingkat tulisan doa seperti SAW, SWT, AS, dan lain-lain, Ustadz?

Jawaban Ustadz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:

Bismillah al Hamdulillah.

Hukum menyingkat salam, shalawat, dan pujian kepada Allah, dimakruhkan oleh umumnya ulama. Sebab, hal ini dianggap bisa mengurangi nilai, dan menghilangkan kesakralannya. Tidak pantas doa disingkat seolah menjadi inisial semata.

Di Indonesia biasa disingkat SAW, kalau di kitab berbahasa Arab kadang ص saja atau صلعم.

Imam As Suyuthi –seorang imam bermadzhab Syafi’iy- dalam Tadrib Ar Rawiy berkata:

ويكره الاقتصار على الصلاة أو التسليم هنا وفي كل موضع شرعت فيه الصلاة كما في شرح مسلم وغيره لقوله تعالى : ( صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ) إلى أن قال : ويكره الرمز إليهما في الكتابة بحرف أو حرفين كمن يكتب ( صلعم ) بل يكتبهما بكمالها ) انتهى

Dimakruhkan memendekkan shalawat dan salam di tempat yang disyariatkan padanya shalawat sebagaimana dijelaskan dalam Syarh Muslim, sebab Allah Ta’ala berfirman:

“Bershalawatlah atasnya dan salamlah dengan sebenar-benarnya salam”

Sampai-sampai ada yang mengatakan makruhnya membuat huruf simbol pada keduanya dalam bentuk tulisan baik, baik satu atau dua huruf seperti yang orang tulis (صلعم), tetapi hendaknya dia menulis dengan utuh dan sempurna. (selesai)

Imam As Sakhawiy – juga bermadzhab Syafi’iy- dalam Fathul Mughits mengatakan:

واجتنب أيها الكاتب ( الرمز لها ) أي الصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم في خطك بأن تقتصر منها على حرفين ونحو ذلك فتكون منقوصة – صورة – كما يفعله ( الكتاني ) والجهلة من أبناء العجم غالبا وعوام الطلبة ، فيكتبون بدلا من صلى الله عليه وسلم ( ص ) أو ( صم ) أو ( صلعم ) فذلك لما فيه من نقص الأجر لنقص الكتابة خلاف الأولى

Wahai penulis, jauhilah [membuat simbol] yaitu dalam shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada tulisanmu dengan meringkasnya menjadi satu atau dua huruf saja, dan semisalnya. Sebab itu bisa mengurangi gambaran shalawat seperti yang dilakukan oleh Al Kataniy, dan bisa mengelabui orang-orang ‘ajam [non-Arab], dan kebanyakan penuntut ilmu.

Maka, mereka mengganti tulisan Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan ص, atau صم, atau صلعم, yang seperti itu dapat mengurangi pahala karena penulisan seperti itu bertentangan dengan yang lebih utama. (selesai)

Syaikh al-Anshari menyebutkan: “Bahwa orang yang pertama kali menyingkat (doa/shalawat kepada Nabi) dengan huruf shad lam ‘ain mim (صلعم) dipotong tangannya, wal’iyadzu billah
(Mu’jam al-Manahi al-Lafzhiyyah, karya Syaikh Bakr Abu Zaid, hlm. 339- 351)

Demikian. Wallahu A’lam.