Home KONSULTASI SYARIAH TJ AKHLAK & ADAB

Sederhana dalam Cinta dan Benci

525
SHARE

Pertanyaan:

Assalaamu’alaikum, Ustadz. Bagaimana caranya agar hati tidak benci secara berlebihan ke orang yang sudah menyakiti kita? Karena rasa tidak terima dan kecewa itu masih ada. Syukran, jazakallahu khairan.

Jawaban Ustadz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh.

Kita diperintahkan untuk “sederhana” dalam cinta dan benci. Jangan berlebihan.

Hal ini ditegaskan dalam hadits berikut:

مَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أُرَاهُ رَفَعَهُ قَالَ
أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا ا

Dari Abu Hurairah [aku menduga, bahwa dia memarfu’kannya] berkata:
“Cintailah orang yang engkau cintai seperlunya, karena bisa saja suatu hari dia akan menjadi musuhmu, dan bencilah orang yang kamu benci seperlunya, karena bisa jadi suatu hari kelak dia akan menjadi orang yang engkau cintai.” (H.R. At Tirmidzi No. 1997, shahih)

Apa yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam katakan benar adanya. Betapa banyak orang yang tadinya sangat mencintai seseorang, lalu dia berbalik menjadi paling membencinya. Atau, yang tadinya begitu membencinya, berbalik mencintainya.

Seringkali manusia tidak berkuasa atas hatinya sendiri. Sangat dipengaruhi oleh banyak hal yang mengitarinya.

Maka, ketika kita membenci seseorang apalagi saudara seiman, carilah hal positif pada orang itu. Atau, saat kita mencintai seseorang, ingatlah dia manusia biasa yang bisa salah dan benar. Cinta tertinggi hanya untuk Allah, Rasul, dan jihad fisabilillah.

Wallahu A’lam.