Home HADITS

Kedudukan Hadits Doa Penghapus Hutang

1052
SHARE
hutang

Pertanyaan

Assalamu ‘Alaikum Wr Wb. Pak Ust,

Apakah Hadits Riwayat Abu Daud dari Abi Said Al Khudri di mana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan doa penghapus hutang kepada Abu Umamah merupakan hadits shahih? Bunyinya: “Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hasan ….. wa a’udzubika min ghalabatid daini wa qahrirrijal.”  Trim’s. Wassalam. (Bimarendra Kuswanto – 081210081xxx)

Jawaban

Bismillah walhamdulillah wash shalatu wassalamu ‘ala rasulillah, wa ba’d:

Doa tersebut cukup terkenal, sering dibaca oleh  umat Islam, dan termaktub dalam Al Ma’tsurat-nya Al Imam Hasan Al Banna Rahimahullah. Hadits tersebut lengkapnya sebagai berikut:

حدثنا أحمد بن عبيد اللّه الغدانيُّ، أخبرنا غسانُ بن عوف، أخبرنا الجريري، عن أبي نضرة، عن أبي سعيد الخدري قال: دخل رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم ذات يوم المسجد فإِذا هو برجل من الأنصار يقال له أبو أمامة فقال: “يا أبا أمامة، ما لي أراك جالساً في المسجد في غير وقت الصلاة”؟ قال: همومٌ لزمتني وديونٌ يارسول اللّه، قال: “أفلا أعلمك كلاماً إذا أنت قلته أذهب اللّه [عزَّ وجلَّ] همك وقضى عنك دينك”؟ قال: بلى يارسول اللّه قال: “قل إذا أصبحت وإذا أمسيت: اللهم إني أعوذ بك من الهمِّ والحزن وأعوذ بك من العجز والكسل، وأعوذ بك من الجبن والبخل، وأعوذ بك من غلبة الديْن وقهر الرجال” قال: ففعلت ذلك، فأذهب اللّه [عزوجل] همي، وقضى عني ديني.

Telah berkata kepada kami Ahmad bin Ubaidillah Al Ghudani, telah mengabarkan kepada kami Ghasan bin ‘Auf, telah mengabarkan kepada kami Al Jariri, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk ke masjid, saat itu dia bersama seorang  laki-laki dari Anshar yang dipanggil Abu Umamah. Lalu  beliau bersabda:

“Wahai Abu Umamah, tidaklah saya melihat engkau duduk di masjid selain di waktu shalat saja?” Beliau menjawab: “Saya selalu gelisah dan berhutang ya Rasulullah.” Lalu Nabi bersabda: “Maukah kamu saya ajarkan ucapan yang jika engkau katakana Allah ‘Azza wa Jalla akan hapuskan kegelisahanmu dan melunaskan hutangmu?” Dia menjawab: “Tentu ya Rasulullah.” Rasulullah bersabda: “Bacalah setiap pagi dan sore: Ya Allah sesungguhnya saya berlindung kepadaMu dari gelisah dan rasa sedih, dan aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku berlindung kepadaMu dari rasa takut dan pelit, dan aku berlindung kepadaMu dari lilitan hutang (ghalabatid dain) dan tekanan manusia (qahrir rijaal).”  Berkata Abu Umamah: “Lalu saya lakukan hal itu, maka Allah ‘Azza wa Jalla menghilangkan kegelisahan  dan hutang saya.” (HR. Abu Daud, Kitabush Shalah Bab Fil Isti’azah No. 1555)

Doa yang ada di dalam kisah ini masyhur dan diterangkan pula dalam hadits-hadits shahih. Tetapi, khusus kisah dalam hadits ini, memiliki kelemahan (dhaif). Yakni karena kelemahan salah seorang rawinya yang bernama Ghassan bin ‘Auf .

Berkata Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr Hafizhahullah  tentang Ghassan bin ‘Auf:

وهو لين الحديث، وهذا هو الذي ضعف به الحديث، أخرج له أبو داود وحده.

“Dia seorang layyinul hadits (lemah haditsnya), dan dialah yang membuat dhaif hadits ini, dan  Abu Daud meriwayatkan darinya seorang diri.” (Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr, Syarh Sunan Abi Daud [184])

Al Imam Adz Dzahabi Rahimahullah mengatakan tentang Ghassan bin ‘Auf: Laisa bil qawwi (bukan orang kuat), dan Al Azdi mengatakan: dhaif. (Mizanul I’tidal, 3/335)

Sementara Al Imam Al Hafizh Ibnu Hajar Al ‘Asqalani Rahimahullah mengatakan: “As Saaji telah mendhaifkannya,  juga Al Azdi. Sementara Al ‘Uqaili mengatakan: kebanyakan hadits-haditsnya tidak bisa diikuti.” (Tahdzibut Tahdzib, 8/247)

Imam Abu Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al ‘Azhim Abadi  Rahimahullah mengatakan:

قال المنذري: في إسناده غسان بن عوف وهو بصري وقد ضعف.

Berkata Al Mundziri: “Dalam isnadnya ada Ghassan bin ‘Auf, dia orang Bashrah, dan telah didhaifkan.” (‘Aunul Ma’bud, 4/289)

Maka, kisah yang ada dalam hadits ini adalah lemah. Syaikh Al Albani telah mendhaifkan dalam berbagai kitabnya. (Dhaif At Targhib wat Tarhib No. 1141 dan Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 1555)

Jadi, khusus riwayat ini tidak dapat dijadikan hujjah karena kelemahannya. Namun demikian telah banyak riwayat lain yang memuat doa seperti di atas -walau dengan redaksi sedikit berbeda namun substansinya sama- dengan sanad yang shahih, maka berhujjahlah dengannya.

Di antara riwayat-riwayat tersebut adalah:

Dari Anas  bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

فكنت أخدم رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا نزل، فكنت أسمعه كثيرا يقول: (اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن، والعجز والكسل، والبخل والجبن، وضلع الدين، وغلبة الرجال).

“Dahulu saya melayani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika dia turun (dari kendaraan), dan saya banyak mendengar beliau mengucapkan: “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari rasa gelisah dan sedih, lemah dan malas, pengecut dan kikir, dibebani hutang (dhala’id dain) dan dikuasai manusia (ghalabatir rijal).” (HR. Bukhari No. 364,  2736, 6002, Muslim No. 1365,   Ahmad No. 12616, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 12535, Abu Ya’la No. 3703, Ath Thabarani dalam Ad Du’a No. 1349, dan lain-lain)

Juga dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

كنت أخدم النبي صلى اللّه عليه وسلم فكنت أسمعه كثيراً يقول: “اللهم إنِّي أعوذ بك من الهمِّ والحزن، وضلع الدين ، وغلبة الرجال”

“Dahulu saya melayani Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan banyak mendengarnya membaca: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari rasa gelisah dan sedih, dan dibebani hutang (dhala’id dain) dan dikuasai manusia (ghalabatir rijal).  (HR. Abu Daud No. 1541. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 1541)

          Juga dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu:

كثيرا ما كنت أسمع النبي صلى الله عليه وسلم يدعو بهؤلاء الكلمات اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن والعجز والكسل والبخل وضلع الدين وقهر الرجال

            “Saya banyak mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa dengankata-kata ini: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari rasa gelisah dan sedih, lemah, malas, dan kikir, dan dibebani hutang (dhala’id dain) dan tekanan manusia  (qahrir rijal).” (HR. At Tirmidzi No.  3484, katanya: hasan gharib. Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmdizi No. 3484)