Home FIQIH FIQIH MUAMALAH

Bolehkah Menjawab Salam Nonmuslim?

224
SHARE
cara-menjawab--salam-non-muslim

Bismillah al Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa Ba’d.

Para ulama telah berselisih tentang kebolehannya, pihak yang membolehkan pun juga berselisih tentang bagaimana lafazh jawabannya.

Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:

وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ فِي رَدِّ السَّلَامِ عَلَى الْكُفَّارِ وَابْتِدَائِهِمْ بِهِ فَمَذْهَبُنَا تَحْرِيمُ ابْتِدَائِهِمْ بِهِ وَوُجُوبُ رَدِّهِ عَلَيْهِمْ بِأَنْ يَقُولَ وَعَلَيْكُمْ أَوْ عَلَيْكُمْ فَقَطْ

Para ulama berselisih pendapat tentang menjawab salam kepada kaum kafir dan memulai salam kepada mereka. Madzhab kami mengharamkan memulai salam kepada meraka, sedangkan menjawab salam mereka adalah wajib, yaitu dengan jawaban: “Wa ‘Alaikum” atau “Alaikum” saja.

Katanya lagi:

وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنَ العلماء لا يرد عليهم السلام . رواه بن وَهْبٍ وَأَشْهَبُ عَنْ مَالِكٍ وَقَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا يَجُوزُ أَنْ يَقُولَ فِي الرَّدِّ عَلَيْهِمْ وَعَلَيْكُمُ السلام ولكن لايقول وَرَحْمَةُ اللَّهِ

Sekolompok ulama mengatakan tidak boleh menjawab salam mereka. Ini diriwayatkan dari Ibnu Wahb, Asyhab dari Malik. Sebagian sahabat-sahabat kami [Syafi’iyah] mengatakan boleh menjawab dengan kalimat “Wa ‘Alaikumus Salam” tetapi tanpa “wa Rahmatullah.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 14/145)

Pendapat mayoritas ulama yang membolehkan menjawab salam mereka lebih tepat dan sesuai perilaku Rasulullah ﷺ yaitu dengan “wa ‘alaikum” saja, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih.

Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha:

أَنَّ اليَهُودَ أَتَوُا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالُوا: السَّامُ عَلَيْكَ، قَالَ: «وَعَلَيْكُمْ» فَقَالَتْ عَائِشَةُ: السَّامُ عَلَيْكُمْ، وَلَعَنَكُمُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْكُمْ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَهْلًا يَا عَائِشَةُ، عَلَيْكِ بِالرِّفْقِ، وَإِيَّاكِ وَالعُنْفَ، أَوِ الفُحْشَ» قَالَتْ: أَوَلَمْ تَسْمَعْ مَا قَالُوا؟ قَالَ: «أَوَلَمْ تَسْمَعِي مَا قُلْتُ، رَدَدْتُ عَلَيْهِمْ، فَيُسْتَجَابُ لِي فِيهِمْ، وَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ فِيَّ»

Bahwa kaum Yahudi mendatangi Nabi ﷺ dan berkata: “Assaamu ‘alaika [kebinasaan atasmu]”, Nabi menjawab: “Wa ‘Alaikum [dan atas kalian].”

Maka ‘Aisyah berkata: “Kebinasaan atasmu, juga laknat dan kemurkaan Allah atas kalian.”

Lalu Nabi ﷺ bersabda: “Tahan wahai ‘Aisyah, hendaknya kamu lemah lembut, hindari kekerasan atau kekejian.”

‘Aisyah berkata: “Apakah kau tidak mendengar perkataan mereka?”

Nabi ﷺ menjawab: “Apakah kamu tidak dengar perkataanku? Aku sudah jawab untuk mereka juga. Maka yang aku katakan dikabulkan atas mereka, yang mereka katakan tidak dikabulkan atasku.” (H.R. Bukhari No. 1601)

Kesimpulan:

– Boleh menjawab salam mereka menurut pendapat mayoritas ulama, dan ini yang dicontohkan Rasulullah ﷺ.

– Para ulama berbeda dalam cara menjawabnya: ‘alaikum, wa ‘alaikum, wa ‘alaikumus salam, bahkan Ibnu Abbas menambahkan: wa Rahmatullah. Tapi Rasulullah ﷺ menjawab dengan wa ‘alaikum.

Demikian. Wallahu A’lam.

Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shahibihi wa Sallam.

✍ Ustadz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah