Home KONSULTASI SYARIAH TJ AKHLAK & ADAB

Kafarat Sumpah

615
SHARE

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, Ustadz.
Ustadz saya mau konsultasi mengenai sumpah/nadzar.
Dulu saya pernah bersumpah sekali setiap kali menonton film dewasa/porno, saya akan berpuasa satu hari. Tetapi saya telah melanggar banyak dan saya tidak bisa berpuasa sebanyak itu. Jika saya memilih membayar kafarat, apakah saya harus membayar kafarat berulang-ulang kali ? Ataukah satu kafarat cukup untuk menebus semua pelanggaran karena sejatinya saya memang hanya bersumpah sekali?Terimakasih atas jawabannya, Ustadz.

Jawaban Ustadz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh.

Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa Ba’d.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan Anda dan kita semua istiqamah. Aamiin.

Sumpah itu ada yang dimaksudkan untuk sengaja bersumpah dan ada yang tidak bermaksud untuk bersumpah.

Khadimus Sunnah, Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menjelaskan tentang sumpah yang disengaja:

فهي يمين متعمدة مقصودة، وليست لغوا يجري على اللسان بمقتضى العرف والعادة. وقيل: اليمين المنعقدة هي أن يحلف على أمر من المستقبل أن يفعله أو لا يفعله.
وحكمها: وجوب الكفارة فيها عند الحنث.

Itu adalah sumpah yang disengaja dan dimaksudkan untuk bersumpah, bukan karena lisan yang teledor menurut standar yang berlaku dalam tradisi dan kebiasaan. Di katakan, bahwa sumpah yang disengaja itu adalah sumpah atas sebuah perkara yang akan datang, baik dia akan melakukannya atau tidak akan melakukannya. Hukumnya adalah wajib kafarat ketika dia melanggarnya. (Fiqhus Sunnah, 3/19)

Maka, seseorang yang sengaja bersumpah, seperti perkataan: “Demi Allah, aku akan melakukan ini …” atau “Demi Allah, aku tidak akan melakukan ini …”, ini adalah sumpah yang wajib dibayarkan kafarat apabila dia langgar sendiri sumpah itu.

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:

لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمُ الْأَيْمَانَ

Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak kamu maksudkan [untuk bersumpah], tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang disengaja. (Q.S. Al Maidah: 89)

Hukum sumpah ini adalah bahwa orang yang mengingkari sumpahnya dia berdosa, dan wajib atasnya kafarat, tapi bagi yang benar-benar menjalankan sumpahnya yang disengaja itu, maka dia tidak berdosa.

Bagaimana cara kafaratnya?

Jika sumpahnya memang hanya sekali, maka kafaratnya pun hanya sekali, sebab al jaza min jinsil ‘amal (balasan itu sesuai amalnya).

Adapun jika sumpahnya berulang-ulang secara sengaja (Tikrarul Yamiin), maka kafaratnya mesti ada pada tiap sumpah, hal ini menjadi pendapat dari Imam Abu Hanifah, Imam Malik, salah satu riwayat dari Imam Ahmad. (Fiqhus Sunnah, 3/24)

Detail tata caranya, Allah Ta’ala jelaskan sebagai berikut:

فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ذَلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Maka kafarat [melanggar] sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kafaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kafarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah [dan kamu langgar]. Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur [kepada-Nya]. (Q.S. Al Maidah: 89)

Jadi, kafarat sumpah itu:

1. Dengan memberikan makan kepada 10 faqir miskin. Tentang takarannya, menurut Syaikh Sayyid Sabiq tidak ada nash syar’iy yang spesifik menyebutkannya, ini disesuaikan dengan kepantasan yang ada. Sementara Syaikh Abu Bakar Al Jazairi mengatakan masing-masing sebanyak satu mud gandum (atau disesuaikan dengan makanan dan takaran masing-masing negeri), atau mengundang mereka semua dalam jamuan makan malam atau siang sampai mereka puas dan kenyang, dengan makanan yang biasa kita makan.

2. Atau memberikan pakaian yang sah untuk shalat kepada mereka, jika faqir miskin itu wanita, maka mesti dengan kerudungnya juga sebab seperti itulah yang layak dipakai untuk shalat.

3. Atau memerdekakan seorang budak

4. Jika semua tidak sanggup, maka shaum selama tiga hari, boleh berturut-turut atau tidak.

Kafarat ini dilakukan sesuai urutan, jika yang pertama sudah selesai dilakukan maka tuntas sudah kafaratnya. Jika ternyata tidak mampu yang pertama, maka dia lakukan yang kedua, jika mampu maka tuntas kafaratnya. Jika kedua juga tidak mampu, maka lakukan yang ketiga, dan seterusnya.

Jadi, bukan dipilih langsung yang paling ringan dulu.

Demikian. Wallahu A’lam.