Home TJ FIQIH IBADAH TJ FIQIH SHALAT

Kultum Tarawih, Bid’ah?

18
SHARE

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, Ustadz. Mau bertanya terkait spirit beribadah di bulan Ramadhan ini. Ada sebagian ustadz yang menyatakan kajian kultum ba’da ‘Isya sebelum tarawih atau kultum ba’da Shubuh adalah bid’ah. Bagaimana dengan pendapat tersebut, Ustadz? Mohon pencerahan karena membuat pengurus/takmir yang mengadakan kegiatan tersebut jadi ragu-ragu dan galau.  Terima kasih sebelumnya.

Jawaban Ustadz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:

Wa’alaikumussalam Wa Rahmatullah Wa Barakatuh.

Kultum tarawih, selama tidak dianggap kewajiban, atau tidak dianggap sebagai sunnah tarawih, dan tidak dianggap sebagai bagian dari shalat tarawih, itu tidak apa-apa. Itu bukan bid’ah, sebagaimana dikatakan para ulama.

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan:

الدرس الذي يلقيه بعض الأئمة والوعاظ بين ركعات صلاة التراويح لا بأس به إن شاء الله ، والأحسن أن لا يداوَم عليه ، خشية يعتقد الناس أنه جزء من الصلاة ، وخشية من اعتقادهم وجوبه حتى إنهم قد ينكرون على من لم يفعله .

Kajian yang dilakukan sebagian imam dan juru nasihat di antara rakaat tarawih TIDAK APA-APA, Insya Allah. Namun sebaiknya tidak rutin, khawatir orang-orang meyakini sebagai bagian dari shalat, dan mereka meyakini wajib, lalu mereka mengingkari yang tidak melakukannya. (Al Islam Su’aal Wa Jawaab No. 38025)

Dalam Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah, yang diasuh Syaikh Abdullah Al Faqih menanggapi tentang kultum tarawih:

استحسن كثيرٌ من أهل العلم وطلبته أن يُجمعوا على موعظةٍ يكونُ فيها ترقيقٌ لقلوبهم، وأمرٌ لهم بالمعروف ونهيٌ عن المنكر، وبخاصة مع كثرةِ الجمع وتهيؤ الناس للفهم والقبول لما يغشاهم من بركات رمضان، ونحنُ لا نرى حرجاً في فعل هذه الموعظة لما فيها من المصالح الراجحة، كتعليم الجموع الكثيرة التي قد لا يتأتى اجتماعها في غيرِ هذا الوقت ، وتقليلِ صخبهم وتشويشهم أثناء الترويحة، لكن ينبغي أن تترك أحياناً خشيةَ أن يعتقد الناسُ أنها من السنة.

Para ulama dan penuntut ilmu memandang baik mereka berkumpul dalam rangka mendengarkan nasihat yang dapat melembutkan hati mereka, amar ma’ruf nahi munkar bagi mereka, khususnya lagi majelis ini banyak yang berkumpul, dan dalam keadaan siap memahami dan menerima keberkahan Ramadhan, menurut kami ini TIDAK APA-APA karena di dalamnya terdapat maslahat yang kuat seperti memberiikan pengajaran dalam jumlah jamaah yang banyak biasanya belum tentu mereka datangi di waktu selain ini. Ini juga meminimalisasi kebisingan saat tarawih, tapi sebaiknya kadang-kadang ini ditinggalkan agar orang tidak meyakini ini sebagai sunnah. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah, No. 112568)

Jika kekhawatiran itu tidak terjadi, manusia sudah tahu itu bukan wajib dan mereka tahu itu bukan bagian dari shalat, maka tidak apa rutin, sebab kekhawatiran tersebut sudah lenyap. Tapi, jika masih ada kekhawatiran tersebut maka sebaiknya tidak dibuat rutin.

Masalah ini tidak beda dengan kajian rutin setelah Zhuhur dan Shubuh, yang rutin dilakukan di banyak masjid dan perkantoran. Mereka menganggap itu bukan wajib dan bukan bagian dari shalat. Itu pemanfaatan momentum saja, bukan menganggap sebagai bagian dari shalat dan bukan pula menganggapnya kewajibannya. Pembid’ahan terhadap kultum tarawih sama juga membid’ahkan kajian-kajian setelah shalat lainnya. Semoga Allah Ta’ala lindungi kita dari sikap gampang membid’ahkan.

Demikian. Wallahu A’lam.