Home KONSULTASI SYARIAH

Mengkhususkan Puasa di 12 Rabi’ul Awwal

320
SHARE

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, Ustadz Farid Nu’man. Saya mau tanya. Bolehkah mengkhususkan puasa di 12 Rabiul Awwal? Dengan dalil Dari Abu Qatadah Al Anshari Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

Artinya:
Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (H.R. Muslim no. 1162)

Jawaban Ust. Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh.

Tidak ada dalil secara khusus shaum bagi umatnya di hari kelahiran Nabi. Ada pun hadits di atas merupakan dalil Shaum Senin, bukan shaum 12 Rabi’ul Awwal. Ditambah lagi kelahiran Nabi di tanggal berapa tidaklah ada kesepakatan ulama. Sebagian menguatkan 9 Rabiul Awwal, ada pula 2, dst. Maka, mana mungkin berpuasa di tanggal yang kesepakatannya belum ada?

Dan, tidak satu pun ulama memaknai hadits di atas sebagai puasa di hari kelahiran Nabi. Kita tidak dapati dalam kumpulan shaum sunnah di kitab fiqih mana pun. Yang ada adalah shaum Seninnya.

Hal ini seperti dikatakan Syaikh ‘Athiyah Saqr, Mufti Mesir di zamannya, menjelaskan:

والخلاصة:أن يوم الثاني عشر من شهر ربيع الأول ليس فيه عبادة خاصة بهذه المناسبة، وليس للصوم فيه فضل على الصوم في أي يوم آخر، والعبادة أساسها الاتباع، وحبُّ الرسول ـ صلى الله عليه وسلم ـ يكون باتِّباع ما جاء به كما قال فيما رواه البخاري ومسلم “مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنتي فليس مني

Kesimpulannya: “Tanggal 12 Rabi’ul Awwal tidak ada ibadah khusus yang terkait dengannya. Puasa di hari itu tidak ada keutamaan dibanding puasa di hari lain. Ibadah asasnya adalah ittiba’ (mengikuti Nabi). Mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terwujudnya dgn cara mengikuti apa-apa yang datang oleh Nabi. Sebagaimana hadits Bukhari dan Muslim, “Barang siapa yang membenci sunnahku, maka bukan golonganku.”

Wallahu A’lam.