Pertanyaan:
Assalamu’alaikum, Ustadz. Saya mau bertanya tentang bagaimana supaya bisa memaafkan orang lain. Saya sering memaafkan, tapi kalau terlalu sering jadi tidak mau memaafkan lagi. Syukran
Jawaban Ust. Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:
و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته
Memaafkan atau tidak memaafkan, kita yang berhak, jika memang kita pada posisi yang benar. Mau memilih membalas, itu boleh. Mau memilih memaafkan, itu lebih baik dan berpahala.
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zhalim.” (Q.S. Asy Syura: 40)
Dalam konteks memberikan pelajaran, agar orang itu berubah, bisa jadi tidak memaafkan lebih pas sampai nanti dia berubah, barulah dimaafkan. Hal ini sama dengan kejahatan yang mesti dihukum walau pelakunya sudah taubat, hukuman tetap jalan, barulah dia mendapatkan remisi.
Tapi, kalau mau memilih selalu memaafkan, khususnya dalam kesalahan-kesalahan ranah pribadi, bukan kesalahan pada agama, maka sangat bagus memaafkan itu.
Wallahu A’lam.
