Home AKHLAK & ADAB

Bergaullah walau Ekslusif itu Nyaman

254
SHARE

Ustadz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:

Sejarah menunjukkan para Nabi dan Rasul ‘Alaihimussalam juga bergaul. Begitu juga Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Gelarnya Al Amin – terpercaya, menunjukkan bahwa beliau bergaul

Gelar tersebut bukan gratisan, tapi hasil dari gaulnya di tengah masyarakat dan mereka merasakan keluhuran akhlaknya

Bergaullah …

Sebab dengannya kita dapat memberikan manfaat kepada orang lain, sehingga kita menjadi manusia terbaik:

Manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. (H.R. Ad Daruquthni dalam Al Afrad, Dhiya Al Maqdisi dalam Al Mukhtarah. Dishahihkan oleh Imam As Suyuthi)

Bergaullah, agar kita matang dalam pertarungan hidup dan menghadapi tipe beragam manusia, lalu bertahanlah atas fitnah-fitnahnya

Imam An Nawawi dalam kitabnya yang terkenal, Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin, membuat bab yang sangat panjang, “Keutamaan berbaur dengan manusia dan menghadiri perkumpulan dan jamaah mereka, menyaksikan kebaikan dan majlis dzikir bersama mereka, menjenguk orang sakit, dan mengurus jenazah mereka. Memenuhi kebutuhan mereka, membimbing kebodohan mereka, dan lain-lain berupa kemaslahatan bagi mereka, bagi siapa saja yang mampu untuk amar ma’ruf nahi munkar, dan menahan dirinya untuk menyakiti, serta bersabar ketika disakiti.”

Imam An Nawawi berkata, “Ketahuilah, bergaul dengan manusia dengan cara seperti yang saya sebutkan, adalah jalan yang dipilih oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan seluruh Nabi Shalawatullah wa Salamuhu ‘Alaihim, demikian pula yang ditempuh oleh Khulafa’ur Rasyidin, dan orang-orang setelah mereka dari kalangan sahabat, tabi’in, dan orang setelah mereka dari kalangan ulama Islam dan orang-orang pilihannya. Inilah madzhab kebanyakan dari tabi’in dan orang-orang setelah mereka, ini pula pendapat Asy Syafi’i dan Ahmad, dan kebanyakan fuqaha radhiallahu ‘anhum ajma’in.

Allah Ta’ala berfirman:

“Saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan” (Q.S. Al Maidah: 2)

Ayat-ayat dengan makna seperti yang saya sebutkan sangat banyak dan telah diketahui. (Riyadhush Shalihin, hal. 182. tahqiq oleh Muhammad Ishamuddin Amin. Maktabatul Iman, Al Manshurah)

Tapi, gaul tidak sembarang gaul apalagi jika kita dalam posisi lemah, maka bergaullah dengan mereka yang kuat agamanya dan bisa membantu menuju surga.

الْمَرْءُ عَلَى دِينِخَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ

Seorang tergantung agama kawan dekatnya maka lihatlah kepada siapa kalian berkawan dekat. (H.R. Ahmad No. 8417. Sanadnya jayyid. Ta’liq Musnad Ahmad No. 8417)

Wallahu A’lam.

SHARE
Previous articleIjtihad Ulama
Next articleTidur setelah Shalat Maghrib