Home KONSULTASI SYARIAH

Mukmin Bersaudara dan Perpecahan Dalam Kelompok Islam

392
SHARE

Pertanyaaan:

Bismillahirrahmanirrahim. Ustadz, Disebutkan dalam QS 49.10 Bahwa sesungguhnya mukmin itu bersaudara (ikhwah)

Apakah betul ikhwah tersebut jauh lebih tinggi derajatnya dibandingkan saudara sedarah?

Sekarang ini banyak klaim manhaj-manhaj dalam Islam, sehingga kadangkala satu manhaj tidak mengakui manhaj lainnya. Jika mereka sama-sama beriman, apakah juga masih disebut dalam satu ikhwah? Mohon koreksi dan penjelasannya.
Jazakallahu Khairan.

Jawaban Ustadz Farid Numan Hasan Hafizhahullah

Bismillahirrahmanirrahim..

Maksud ayat tersebut:

إنما المؤمنون إخوة في الدين، والأُخوة فيه أَقوى من الأخوة في النسب

Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara yaitu bersaudara dalam agama. Ini adalah persaudaraan yang LEBIH KUAT dibanding persaudaraan sesama nasab. (At Tafsir Al Wasith, 9/1041)

Maka, walau beda suku, bangsa, warna kulit, ormas, jamaah, pengajian, harakah, kesebelasan, dll, tapi sama-sama muslim, maka mereka adalah saudara. Ini ikatan yang lebih kuat dibanding ikatan apa pun.

Jika ada yang lebih MENGUATKAN persaudaraan kepada manusia karena mereka satu jamaah, satu harakah, satu pengajian, satu almamater, maka ini MERUSAK UKHUWAH ISLAMIYAH. Fanatisme tercela.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ هَٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمۡ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ وَأَنَا۠ رَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُونِ

Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (QS. Al-Anbiya’, Ayat 92)

Tidak dibenarkan menuruti fanatisme kelompok, sebab itu memecah belah:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-An’am, Ayat 153)

Bahkan Fanatisme ANSHAR dan MUHAJIRIN saja terlarang, apalagi fanatisme sekedar SALAFI, IKHWANI, TAHRIRI, TABLIGHI?

Dalam hadits Shahihain (Bukhari dan Muslim:

عن جَابِر بْن عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كُنَّا فِي غَزَاةٍ فَكَسَعَ رَجُلٌ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ ، فَقَالَ الْأَنْصَارِيُّ : يَا لَلْأَنْصَارِ !! وَقَالَ الْمُهَاجِرِيُّ : يَا لَلْمُهَاجِرِينَ !!
فَسَمِعَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : ( مَا بَالُ دَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ ؟ ) قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ كَسَعَ رَجُلٌ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ رَجُلًا مِنْ الْأَنْصَارِ .
فَقَالَ : ( دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ ) .

Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘Anhuma cerita:

Dalam sebuah peperangan, seorang laki-laki MUHAJIRIN melukai seorang ANSHAR. Lalu, orang anshar berkata: “Wahai golongan Anshar!!”

Orang Muhajirin berkata: “Wahai golongan muhajirin!!”

Maka, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Tinggalkan itu! Itu busuk!” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, sangat disayangkan jika ada orang yang ukhuwahnya (senyum, sapa, salam, perhatian, peduli) hanya kepada sesama golongannya saja, tapi dengan muslim lainnya pasang muka asam dan garang, krn dianggap bukan saudara. Wal ‘iyaadzubillah!

Wallahu A’lam