Home AKHLAK & ADAB

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga Memakai Cincin

970
SHARE

Kaum laki-laki juga dibenarkan memakai perhiasan yakni cincin, asalkan bukan emas dan murni sebagai perhiasan saja, bukan jimat. Adapun perhiasan selain itu, yang tidak memiliki dalil atasnya dan merupakan perilaku tasyabbuh terhadap wanita seperti kalung, anting, gelang tangan dan kaki, adalah terlarang. Faktanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga memakai cincin dan ini menjadi dalil kebolehannya bagi kaum laki-laki.

Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

كَانَ خَاتَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَرِقٍ وَكَانَ فَصُّهُ حَبَشِيًّا

“Adalah cincin Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terbuat dari wariq [perak] dan permatanya berasal dari Habasyah [Etiopia].” (H.R. At Tirmidzi No. 1739, katanya: hasan shahih)

Juga dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

كان خاتم رسول الله صلى الله عليه وسلم من فضة فصه منه

“Adalah cincin Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terbuat dari perak dan permatanya juga dari perak.” (H.R. At Tirmidzi No. 1740, katanya: hasan shahih gharib. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Mukhtashar Asy Syamail No. 73)

Juga dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

كَانَ نَقْشُ خَاتَمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَسْطُرٍ مُحَمَّدٌ سَطْرٌ وَرَسُولُ سَطْرٌ وَاللَّهِ سَطْرٌ

“Adalah cincin Rasulullah memiliki tiga garis tulisan: Muhammad, Rasul, dan Allah.” (H.R. Bukhari No. 2939, 5540. At Tirmidzi No. 1748, Ibnu Majah No. 3639-3640)

Al Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan bahwa cincin ini setelah wafatnya Rasulullah digunakan oleh Abu Bakar, lalu Umar, lalu Utsman lalu dari tangan Utsman terjatuh [hilang]. (Fathul Bari, 6/213-214. Darul Fikr)

Dari berbagai riwayat ini menunjukkan bolehnya memakai cincin perak, yang memiliki ukiran tulisan, atau batu permata di dalamnya.

Sedangkan larangan memakai cincin emas adalah sebagai berikut:

Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

نَهَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ التَّخَتُّمِ بِالذَّهَبِ

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarangku memakai cincin emas.” (H.R. At Tirmidzi No. 1737, katanya: hasan shahih. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 1737)

Dari Imran bin Hushain Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن التختم بالذهب

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang memakai cincin emas.” (H.R. At Tirmidzi No. 1738, katanya: hasan shahih. Ibnu Majah No. 3642. Syaikh Al Albani menshahihkan dalam Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 1738)

Syaikh Abul ‘Ala Muhammad bin Abdurrahman bin Abdurrahim Al Mubarkafuri menjelaskan:

أَيْ عَنْ لُبْسِ خَاتَمِ الذَّهَبِ ، وَهَذَا النَّهْيُ لِلرِّجَالِ لَا لِلنِّسَاءِ ، فَإِنَّ الذَّهَبَ حَرَامٌ عَلَيْهِمْ لَا عَلَيْهِنَّ

Yaitu memakai cincin emas, dan ini merupakan larangan bagi kaum laki-laki, bukan larangan bagi kaum wanita. Maka emas haram atas mereka [laki-laki], tidak atas mereka [kaum wanita]. (Tuhfah Al Ahwdzi, 5/415-416. Al Maktabah As Salafiyah).

Wallahu A’lam.

✍ Ust. Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah