Pertanyaan:
Ustadz mau tanya,
Para sahabat nabi saw ketika dikabarkan oleh nabi bahwa tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga atau neraka, mereka bertanya: ya Rasulullah : wahai rasulullah untuk apa kita beramal? Mengapa kita tidak pasrah saja?
Beliau saw menjawab dengan jawaban yang ringkas : tidak demikian, akan tetapi beramallah kalian karna masing-masing akan dimudahkan melakukan apa yang dia diciptakan untuknya. (HR bukhari & muslim)
Saya masih belum paham hadist itu. Maksudnya bagaimana dengan “dia dimudahkan melakukan apa yang dia diciptakan untuk nya? ”
Dan jika seseorang sudah dituliskan di lauhul mahfuz bahwa tempatnya di neraka apa nggak malah susah banget untuk menghindar dari Qodar tersebut?
Jawaban Ustadz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:
Bismillahirrahmanirrahim…
Ketahuilah, Allah Ta’ala punya kuasa penuh menuliskan rencana untuk hambaNya di Lauh Mahfuzh, dan Dia punya kuasa penuh pula menghapuskan atau mengeksekusi rencana itu.
Allah Ta’ala berfirman:
يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثۡبِتُۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ
Allah berkuasa menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh). (QS. Ar-Ra’d, Ayat 39)
Maka, disinilah letak pentingnya amal, jangan terpaku pada takdir saja.
Allah Ta’ala berfirman:
وَتِلۡكَ ٱلۡجَنَّةُ ٱلَّتِيٓ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal perbuatan yang telah kamu kerjakan. (QS. Az-Zukhruf, Ayat 72)
Wallahu A’lam