Home FIQIH IBADAH FIQIH HAJI DAN UMRAH

Memakai Peci dan Sabun saat Ihram karena Lupa

1013
SHARE
Memakai Peci dan Sabun saat Ihram karena Lupa

Ihram memakai peci karena lupa, bagaimana?

Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengatakan:
فمن غطى رأسه حال الإحرام ناسياً فلا شيء عليه على القول المفتى به عندنا، قال في كشاف القناع: إذا غطى المحرم رأسه ثم ذكر ألقاه عن رأسه وليس عليه شيء. انتهى.
Siapa yang memakai penutup kepala saat ihram dan dia lupa, maka TIDAK APA-APA. Dalam Kasyaf Al Qina’: Jika seorang yang sedang ihram memakai penutup kepala karena lupa maka sama sekali tidak apa-apa.
فإذا ذكر المحرم أنه ارتكب محظوراً من ستر الرأس أو لبس المخيط أو التطيب لزمه إزالته فوراً ولم تجز له استدامته، قال البهوتي رحمه الله: ويلزمه غسل الطيب وخلع اللباس في الحال.

Jika orang yang ihram teringat bahwa dia melakukan larangan seperti menutup kepala, pakaian berjahit, atau memakai parfum, maka hendaknya dia langsung hilangkan segera. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah No. 130893)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah menegaskan:

إذا فعل شيئاً من محظورات الإحرام ناسياً أو جاهلاً فلا شيء عليه ، ولكن يجب عليه بمجرد ما يزول العذر أن يتخلى عن ذلك المحظور والواجب تذكير الناسي ، وتعليم الجاهل .

Kalau dia melakukan salah satu larangan ihram karena lupa atau tidak tahu, maka tidak dia terkena apa-apa. Akan tetapi jikalau ‘udzurnya sudah tidak ada, maka dia harus meninggalkan larangan itu. Dan seharusnya mengingatkan orang yang lupa dan mengajarkan orang yang tidak tahu. (Al Islam Su’aal wa Jawaab No. 36522)

Adapun kalau sengaja maka wajib bayar fidyah. Yaitu berpuasa selama 3 hari. Atau bersedekah 1/2 sha’ dari makanan yang mengenyangkan (= 2 mud = 1,5 kg beras) kepada masing-masing 6 orang miskin.
Atau menyembelih seekor kambing.

Memakai sabun saat ihram, karena lupa

Syaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin mengatakan:

فالذي يظهر لي أن هذا الصابون الذي فيه رائحة طيبة لا يعد من الطيب المحرم.

Pendapat yang benar adalah sabun yang wangi tidak termasuk dihitung sebagai wewangian yang diharamkan bagi orang yang ihram. (Syarhul Mumti’, 7/211)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barak Hafizhahullah:

لكن من الصابون ما يسمى معطراً ولا يترك أثراً على البدن، فاستعمال مثل هذا للمحرم لا بأس به، واجتنابه أولى وأحوط. والله أعلم

Tetapi sabun yang tidak meninggalkan bekas di badan, tidak apa-apa dipakai, tapi menjauhkannya lebih hati-hati. Wallahu A’lam. (selesai)

🖋 Ustadz Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah